WHAT'S NEW?
Loading...

Makam Sunan Sendang Duwur



Makam Sunan Sendang Duwur

Mempelajari penyebaran agama Islam di Pulau Jawa tidak bisa dipisahkan dari sejarah Sunan Sendang Duwur. Bukti peninggalan makam dan masjid kuno, member jawaban bagaimana kiprah sunan yang makamnya terletak di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan itu.
Data dari berbagai sumber menyebutkan, masjid kuno itu menyimpan sejarah yang berbeda  dengan pembangunan masjid lainnya. Sebab, tempat ibadah umat Islam ini tidak dibangun secara bertahap oleh Sunan Sendang Dhuwur, melainkan melalui suatu “kemukjizatan”.
Ada yang mengatakan Sunan Sendang Duwur sebagai putra Abdul Qohar dari Sedayu (Gresik), salah satu murid Sunan Drajad. Ada pula yang menyebut Sunan Sendang Duwur tidak berguru pada Sunan Drajad. Namun dari perbedaan itu, sepakat bahwa Raden Noer Rochmat alhirnya diwisuda Sunan Drajad sebagai Sunan Sendang Duwur.
Hubungan Sunan Drajad dengan Sunan Sendang Duwur sangat erat dalam syiar agama Islam, dan hubungan itu terus mengalir sampai kini.Terlihat, tidak jarang para peziarah ke makam Sunan Drajad di Desa Drajad, Kecamatan Paciran untuk singgah ke Sunan Sendang Duwur.
Masjid itu kini sudah berusia 474 tahun(didirikan R. Thoyib di Mantingan pada 1531). Karena usianya yang tua, beberapa konstruksi kayunya terpaksa dig anti dan yang asli tetap disimpan di lokasi makam, di sekitar masjid.
Bangunan yang menunjukkan Hindustis masih tampak di massjid dan makam. Meski halaman dan makam menyatu, masjid ini mempunyai halaman sendiri-sendiri. Dari arah jalan, yang tampak lebih dulu adalah kompleks pancandian. Sedangkan gapura halaman berbentuk candi Bentar di Bali. Bentuk candi seperti ini telah dikenal sejak zaman Majapahit, seperti Gapura Jati Pasar dan Waringin Lawang.
 
sumber : http://wisatamalang.com

0 komentar:

Posting Komentar