Pada tahun kemarin, 2012, novel Penakluk Badai
resmi didudukkan di toko-toko buku berbagai kota dan daerah. Novel yang
ditulis oleh Aguk Irawan MN ini mengangkat kisah seorang Revolusioner
Pendidikan Islam di Indonesia, Hadrotus Syekh K.H Mohammad Hasyim Asyari.
Hadrotus Syekh K.H Hasyiam
Asyari merupakan tokoh penting, yang hadir di kala momentum kemerdekaan
Indonesia. Kakek K.H. Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini menjadi tokoh yang diperhitungkan
oleh tokoh-tokoh nasional lainnya, seperti Tan Malaka, Soekarno, Hatta,
Cokroaminoto, dan Ahmad Dahlan. Dirinya jadi perhatian tokoh politik
nasional di masa pra-kemerdekaan karena keterpengaruhannya di Jawa Timur
melalui Pondok Pesantren Tebu Ireng.
Hadrotus Syekh K.H Hasyim
lahir di Desa Gedang, Jombang, Jawa Timur, pada 10 April 1875. Pada
usianya yang ke-31 ia mendirikan Pondok Pesantren Tebu Ireng, tepatnya 6
Februari 1906, di suatu lokasi yang ramai perjudian dan perjinahan. Di
tengah-tengah ketegangan para ulama nasional, ia mendirikan organisasi
massa Nahdlatul Ulama (NU) pada 31 Januari 1926. Dirinya juga dikenal
sebagai penyeru jihad fisabilillah guna mewalan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda. Tokoh Kyai ini wafat pada 25 Juli 1947.
Rumah
Produksi Rapi Films merasa tertarik mengangkat sekelumit sejarah kyai
tersebut ke dalam sebuah film, yang juga telah diangkat melalui sebuah
novel dari tangan Aguk Irawan. Pada 1 November kemarin, 2012, syuting
film yang mengangkat tokoh NU ini telah dimulai.
Rapi Films memberi judul film ini dengan judul Sang Kyai.
Pihak Rapi Films mengakui film ini menghabiskan dana sebesar 10 miliar.
Pihak Rapi Films menyatakan, latar waktu di dalam film ini hanya
diambil pada rentang tahun 1942-1947. Film ini disutradarai oleh Rako
Prijanto, seorang sutradara yang cukup dikenal di kalangan perfilman
nasional.
Saat
konfrensi pers, Rabu (24/10/2012), Menteng, Jakarta Pusat, sebelum
jadwal syuting dimulai, Rako memaparkan bahwa film ini merupakan film
yang cukup kompleks. “Film ini nantinya akan ada drama, perang dan
dakwah, pokoknya lengkap deh. Para penonton nanti bisa membayangkan masa
hidup Kyai yang begitu beratnya kala itu," paparnya.
Para
pelakon di dalam film ini ialah Ikra Nagara, Cristine Hakim, Dimas
Aditya, Agus Kuncoro, Adipati dan Dolken. Selain itu, pelakon asal
Jepang Suzuki Naburo, dan pelakon asal Belanda Andew. Ikra Nagara
dipercaya menjadi Kyai Hasyim Asyari. Pemilihan Ikra Nagara sebagai
pemeran utama karena Ikra dianggap mampu melakoni karakter Kyai Hasyim.
“Memang cocok dibanding aktor yang lain,” papar Rako.
Ikra Nagara mengakui sedikit kesulitan dalam melakoni peran Hasyim Asyari. “Banyak yang menarik tentang pengalaman saya memerankan tokoh yang pribadinya sangat jauh dari pribadi saya itu, KH Hasyim Asyari. Bahkan jauh dari denyut nadi maupun irama nafas saya,” katanya.
Ikra Nagara mengakui sedikit kesulitan dalam melakoni peran Hasyim Asyari. “Banyak yang menarik tentang pengalaman saya memerankan tokoh yang pribadinya sangat jauh dari pribadi saya itu, KH Hasyim Asyari. Bahkan jauh dari denyut nadi maupun irama nafas saya,” katanya.
Film
ini akan dirilis pada pertengahan tahun 2013 ini. Namun, belum dapat
dipastikan waktu rilisnya. Film ini dapat meramaikan perfilman bioskop
seperti keramaian film Sang Pencerah, yang mengisahkan figur
yang “mirip” dengan Kyai Hasyim Asyari, Ahmad Dahlan, yang sama-sama
menampilkan sekelumit dakwah di tanah air di masa lalu. Mari kita tunggu
aksi Ikra Nagara, Cristine Hakim, dan pelakon lainnya di layar lebar
beberapa bulan lagi, yang menghibur nan edukatif ini.
sumber : http://www.kalanews.com
sumber : http://www.kalanews.com

Keren, gak sabar pengen nonton
BalasHapusKapan Mulai Tayang?
BalasHapusInsya Allah bentar lagi mbak, ini masih Novelnya saja... :D
Hapus