WHAT'S NEW?
Loading...

Fenomena Bulan Terbelah Dua dalam Al-Quran

Fenomena Bulan Terbelah Dua dalam Al-Quran,

Bulan terbelah? Mungkinkah? Fenomena bulan terbelah menjadi dua pernah dijelaskan dalam Al Qur'an, surat Al-Qomar ayat 1-2 tentang fenomena bulan terbelah. Setelah beratus-ratus tahun peristiwa itu terjadi, ilmuwan NASA pernah menyaksikan kalau bulan pernah terbelah. Ini yang menarik. Berita dari NASA itu kemudian menjadi pembicaraan di berbagai blog dan forum internet.

Mukjizat Nabi Muhammad SAW dan Beberapa Kesaksian 

Selain ayat Al Qur'an, hadist-hadist pun pernah mengisahkan peristiwa pembelahan bulan oleh Nabi Muhammad SAW. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Masud Ra. Ia berkata, “Pada masa hidup Nabi SAW, bulan terbelah dua dan melihat ini Nabi saw bersabda: "Saksikanlah!" Alkisah, Nabi Muhammad SAW diminta membuktikan kenabiannya oleh kaum kafir Qurais, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah, dan Al’Ash bin Qail, dengan membelah bulan. Mereka berkata,”Ya Muhammad, seandainya engkau benar-benar seorang nabi, maka belahlan bulan itu menjadi dua.” 

Karena mereka berjanji akan masuk Islam kalau Nabi Muhammad SAW bisa melakukan pembelahan bulan, maka Nabi Muhammad SAW menyanggupi “tantangan” itu. Mereka lalu naik ke gunung batu di timur Mekah bernama Jabal Qubais. 

Di sana, Nabi Muhammad SAW mengacungan telunjuknya tepat di arah bulan. Maka bulan terbelah dua. Sebelah ke kanan dan sebelah lagi ke kiri. Kemudian menyatu kembali. Peristiwa yang terjadi 5 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah ke Madinah pada 622 ini membuat takjub mereka yang menyaksikannya. 

Orang-orang kafir lalu mengatakan bahwa itu hanyalah sihir. Beberapa di antara orang kafir itu ada yang berpikir, sihir bisa saja mengelabui orang yang ada di sebelahnya, tapi tidak bisa mengelabui orang yang tak ada di sana.
Kemudian, mereka menunggu orang-orang yang baru saja kembali dari perjalanan. Orang-orang kafir Qurais kemudian pergi ke batas kota Mekah untuk menanti rombongan kafilah yang baru pulang dari perjalanan, guna menanyakan bulan terbelah pada mereka. 

Saat rombongan pertama datang, mereka langsung menanyakannya. Lalu orang-orang itu mejawab persis seperti apa yang dilihatnya yaitu bulan trebelah.  Atas dasar kesaksian itu, sebagian dari orang kafir tadi langsung memeluk Islam. Sebagian yang lainnya tetap ingkar. 

Dalam buku Muhammad Rasulullah karya M. Hamidullah, diceritakan soal kesaksian bulan terbelah yang terlihat jauh dari Mekah. Kesaksian itu datang dari Raja Chakrawati Farmas, seorang Raja India dari Malabar. 

Suatu malam, sang raja bingung melihat fenomena bulan terbelah menjadi dua. Lalu, para pedagang Muslim yang ingin berdagang ke Cina, yang kebetulan singgah di Malabar, menjelaskan fenomena tersebut kepada raja.
Mereka memberi penjelasan kalau terbelahnya bulan merupakan mukjizat seorang Rasulullah Muhammad di Mekah. Raja Chakrawati lalu memutuskan menemui sendiri Nabi Muhammad SAW setelah mendengarkan penjelasan para pedagang Muslim tadi. 

Ia lalu berangkat ke Mekah. Sang raja berhasil menemui Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam. Ia lalu bertolak kembali ke Malabar untuk menyampaikan agama Islam kepada rakyatnya. Namun, diperjalanan ia meninggal dunia di sebuah daerah bernama Zafar, Yaman.

Peristiwa bulan terbelah ini pun banyak dikisahkan dalam berbagai hadits dan penuturan para sahabat. Bahkan, sejarah Cina dan India konon mengisahkannya. Konon, di Cina ditemukan sebuah rumah berusia ribuan tahun di bawah tanah. 

Di rumah itu ada sebuah tulisan, ”Rumah ini dibangun pada tahun terjadi terpecahnya bulan.” Kalau kisah itu benar, berarti bulan yang dibelah Nabi Muhammad SAW itu bukan hanya disaksikan di tanah Arab saja.

Kesaksian NASA dan Beberapa Bukti Ilmiah

Pada tahun 1970-an, seorang Katolik Roma di Inggris bernama David Musa Peadcock dipinjamkan sebuah Al Qur'an dari temannya yang beragama Islam. Saat itu, Peadcock sedang intens mempelajari berbagai agama.
Peadcock lalu membuka lembar demi lembar Al Qur'an, hingga ia membaca surat Al-Qomar ayat 1 dan 2 soal terbelahnya bulan. Dia langsung menutup Al Qur'an, karena tak percaya kisah yang ada dalam Al Qur'an tadi. Kemudian, dia menonton siaran televisi BBC. 

Di sana, seorang penyiar televisi sedang mewawancarai tiga astronot Amerika Serikat soal aktivitas manusia ke bulan. Para astronot menjelaskan kalau misi mereka ke bulan untuk menyampaikan sebuah fakta, walau perjalanan itu menghabiskan dana besar yang dikritik oleh penyiar. 

Para astronot itu mengatakan, bulan dahulu pernah terbelah, lalu melekat lagi. Bekasnya sangat terlihat di permukaan bulan, sampai ke dalam perutnya. Spontan, Peadcock terkejut. Kemudian, ia teringat ayat Al Qur'an soal peristiwa pembelahan bulan. Ia juga meyakini mukjizat Nabi Muhammad SAW yang sudah terjadi pada 1.400 tahun lalu. Dia pun lalu memeluk agama Islam. 

Nah, sesungguhnya apa yang dilihat oleh para astronot di bulan dalam peristiwa tadi? Benarkah bulan pernah terbelah? Gambar interpretasi bulan yang katanya terbelah di-posting oleh NASA dengan situs http://apod.nasa.gov/apod/ap021029.html.

Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika dari LAPAN Bandung, T. Djamaluddin, dalam sebuah artikelnya berjudul “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?” di Majalah FOKKAL Volume 7 Nomo1 Tahun 2007, menerangkan peristiwa dan gambar yang tersebar di internet itu secara lebih ilmiah. 

Menurutnya, dalam gambar yang dilansir di internet itu tidak ada bukti dan penjelasan bulan telah terbelah. Djamaluddin mengatakan, gambar itu cuma salah satu kanal sempit yang dinamakan ariadaeus rille. Lebih lanjut, Djamaluddin menerangkan, kanal semacam itu banyak terdapat di permukaan bulan. 

Bentuknya pun beraneka ragam. Ada yang hampir lurus, ada juga yang berkelok-kelok. Panjangnya dapat mencapai ratusan kilometer, sedangkan lebarnya beberapa kilometer. Pembentukan kanal tersebut, tulisnya, akibat proses geologis permukaan bulan, bukan karena bekas bulan terbelah. 

Kesimpulannya, anggapan kanal itu bekas bulan yang terbelah mengada-ada. Menurut Djalaluddin, fakta ilmiah yang menjelaskan bulan pernah terbelah belum pernah ada. Sebab, kalau benar-benar bulan pernah terbelah, itu tidak mungkin bisa bersatu kembali.

Tiga antariksawan NASA yang memotret keadaan bulan, mirip bulan terbelah, adalah Thomas P. Stafford, John W, dan Eugene A. Cernan. Namun, fakta ini perlu pembuktian lagi yang lebih ilmiah. Para ahli NASA memang tidak pernah mengungkapkan secara resmi kalau di masa lalu bulan memang pernah terbelah. Hal ini hanya berdasarkan potret yang mereka ambil.

Di sana memang ada guratan yang  tertutup debu bulan dan jumlahnya banyak. Kalau debu itu disingkirkan, sangat mungkin akan ditemukan guratan yang tersambung mengitari bulan. Nah, kalau benar-benar ditemukan, ini merupakan bukti bahwa bulan memang pernah terbelah.

Hingga sekarang, para ahli di NASA belum bisa menjelaskan penyebab munculnya guratan ini. Beberapa ahli astronomi meyakini kalau guratan itu disebabkan oleh tersemburnya lahar dari dalam bulan pada jutaan tahun yang lalu. 

Tapi, teori ini kemudian dibantah, dengan alasan tak ada kerusakan besar yang diakibatkan oleh semburan lahar panas di bulan. Asiasi Geofisika amerika tahun 1970 pernah mempublikasikan sebuah lapora. Mereka menegaskan bahwa cara terbentuknya guratan tersebut bertentangan dengan teori yang ada.
Menurut penafsiran Ir. Raplph Juergens, guratan disebabkan oleh adanya sengatan listrik dengan tegangan tinggi. Ini mirip dengan sambaran petir. Menurutnya lagi, hal ini bisa terjadi karena adanya pengaruh benda di angkasa yang tidak dikenal, kemudian mendekat ke arah bulan. 

Hal ini menimbulkan cahaya petir, sehingga bulan menjadi terbelah.Kedua belahan tersebut kembali menyatu seperti besi yang dibelah oleh sengatan listrik dan ditempelkan kembali. Sampai saat ini, fakta tadi masih membingungkan para ahli astronomi dan belum menemukan penafsirannya. 

Semua teori yang pernah disampaikan tidak sesuai gambar yang ada. Sebab gambar itu menegaskan bahwa seakan bulan pernah terbelah oleh pembelah yang sangat andal, karena permukaannya tajam. 

Haruskah Mukjizat Dibuktikan?

Mukjizat merupakan sebuah kejadian luar biasa, yang sering menyalahkan aturan-aturan dunia fisik dan sulit dijelaskan secara logis. Biasanya dialamatkan sebagai campur tangan Tuhan. Mukjizat hanya dimiliki oleh para Rasul Allah, untuk menyampaikan sebuah bukti kekuasaan-Nya. 

Mukjizat biasanya akan muncul setelah ada tantangan terhadap situasi yang sedang menjadi “tren” pada zamannya. Di zaman Nabi Musa As, ada tren ilmu sihir yang berkembang. Oleh karena itu, diturunkan mukjizat Nabi Musa As dengan tongkatnya yang bisa berubah menjadi ular. 

Hal ini untuk mengalahkan para tukang sihir yang ada di sekitar lingkungan Nabi. Pada masa Nabi Isa As, ilmu pengobatan tengah menjadi tren. Saat itu, Nabi Isa As pun diberi mukjizat dapat menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal dunia, yang notabene puncak dari ilmu pengobatan. 

Nabi Muhammad SAW pun demikian. Atas izin Allah SWT, Nabi Muhammad SAW mampu melakukannya, hanya dengan mengarahkan telunjuk ke arah bulan. Mukjizat memang bukan untuk dijelaskan secara logis, dan tak akan bisa manusia menafsirkannya secara ilmiah. Contoh yang jelas, kenapa dahulu Nabi Musa As bisa membelah laut, dan dibuktikan dengan berjalan di dasarnya? 

Adakah bukti ilmiah untuk menjelaskan hal ini? Seperti dasar laut yang berbentuk guratan lurus akibat sabetan tongkat Nabi Musa As. Bulan terbelah diakui umat Islam sebagai salah satu mukjizat dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Manusia modern kini terhenyak oleh fakta adanya mirip guratan terbelah di bulan. 

Namun, mengapa peristiwa itu tidak disampaikan dalam bukti sejarah bangsa-bangsa di dunia? Ini karena bulan terletak di langit. Pasti ini disaksikan masyarakat dunia, bukan? Peristiwa alam maha dahsyat itu pasti menjadi kenangan bangsa-bangsa yang hidup di masa Nabi Muhammad SAW. 

Di Persia, Yunani, dan Romawi, sudah ada ahli astronomi yang mungkin menyaksikannya. Di Mesir, India, Cina, dikenal punya banyak ahli kitab dan budaya menulis. Mengapa tak ada bukti tertulis soal peristiwa itu? Di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, yang saat itu berdiri beberapa kerajaan besar, kenapa tak menuliskannya di dalam sebuah prasasti? 

Mungkinkah bulan terbelah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW hanya sebuah kiasan saja? Atau peristiwa itu cuma fenomena alam yang hanya bisa dilihat di tanah Arab, dan India atas kesaksian Raja Malabar? Bisa jadi ada semacam komet atau benda langit lain yang menutupi bulan hingga tampak terlihat terbelah.

sumber : www.anneahira.com

0 komentar:

Posting Komentar