Pengertian 'Surga Dibawah Telapak Kaki Ibu'. Kalimat tersebut menggambarkan
keagungan seorang ibu dan mewajibkan seorang anak untuk selalu berbakti pada ibu
atas jasa-jasanya yang telah emeilihara kita sejak dalam kandungan hingga
menjadi manusia seperti saat ini. Ungkapan diatas memang sngat populer meski
dalam penerapannya dalam kehidupan masih sangat minim dilakukan oleh seorang
anak yang berbakti.
Maksud dari ungkaan “Surga di bawah telapak kaki ibu”
bahwa tawadhu’ (rendah hati) kepada seorang ibu merupakan suatus sebab masuknya
seseorang ke surga. Demikian dikatakan oleh azZarkasyi dan
asSakhawi.
Sesuai dengan hadits nabi, dimana saat seorang laki-laki
datang kepada nabi untuk ikut berjihad, kemudian, Nabi Muhammad SAW bertanya
pada laki-laki tersebut,
“Apakah di Yaman masih ada kedua orang tuamu?”
“Masih ya Rasulullah” jawab laki-laki itu.
Mendengar jawaban
laki-laki itu, Nabi SAW bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan
mintalah izin darinya. Jika keduanya memberi izin maka engkau boleh berjihad dan
jika keduanya tidak mengizinkan maka berbuat baiklah kepadanya, karena hal itu
merupakan sesuatu yang paling baik yang engkau bawa untuk bertemu dengan Allah
setelah tauhid.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).
Dari hadits diatas dapat
kita simpulkan betapa sangat pentingnya bagi kita sebagai anak untuk membalas
kebaikan orang tua terutama sebagai tanda bakti pada orang tua yang telah
melahirkan kita, walaupun seandainya seisi bumi kita gunakan untuk membalasnya
tak akan pernah cukup namun setidaknya sudah ada niat baik dan melakukan untuk
membuat orang tua selalu tersenyum.
Dalam kisah lain disebutkan bahwa suatu hari, Ibnu Umar melihat seseorang yang
sedang menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah. kemudian orang itu
berkata kepadanya,
“Wahai Ibnu Umar, menurut pendapatmu apakah aku sudah
membalas kebaikan ibuku?”
Ibnu Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar
satu erangan ibumu ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik.
Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang
engkau lakukan.” (Kitab al-Kabair karya adz-Dzahabi).
Kita dapat
mengambil pelajaran, bahwa perbuatan baik laki-laki tersebut tak sepadan dengan
1 erangan ibunya yang merasakan sakit saat melahirkan yang penuh dengan
pengorbanan antara hidup dan mati.
Setiap anak tidak akan dapat membalas
jasa orang tuanya, kecuali ia menemukan orang tuanya sebagai budak, lalu dibeli
dan dimerdekakan. (HR Muslim). Dalam hadis lain, “Berbuat baik kepada kedua
orang tua itu lebih utama daripada shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan
berjihad di jalan Allah.” (HR Thabrani).
Apakah Masih Bisa Pada Kedua
Orang Tua Setelah Keduanya wafat?
Jawabannya bisa : Sesuai sabda Nabi
SAW, yaitu :
- Mendoakannya, Memohonkan ampunan untuknya,
- Menunaikan
janjinya,
- Memuliakan temannya,
- Menyambung hubungan kerabat yang tidak
tersambung kecuali dengannya.
(HR Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan
al-Hakim)
Dari Abu Hurairah berkata, “Datang seorang lelaki kepada
Rasulullah seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak
untuk aku berbuat baik kepadanya?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi,
‘Lalu siapa lagi?’ Nabi menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Siapa lagi?’
Nabi menjawab, ‘Ibumu.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau
menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari: 5971 dan Muslim:
2548)
Seorang Ibu memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia,
karena sentuhan kasih sayangnya lah tercipta suatu generasi unggul dan hebat
seperti sekarang
sumber : www.erabaca.com
WHAT'S NEW?
Loading...
0 komentar:
Posting Komentar