WHAT'S NEW?
Loading...

Tiga Hal dalam Ta`aruf

Tiga Hal dalam Ta`aruf

Apakah Sahabat pernah mendengar ungkapan, “Tak kenal maka ta`aruf”? Yup, sebagian besar remaja yang berkecimpung di dunia harakah/majlis, tidak asing dengan kalimat satu itu. Tapi ingat jangan sampai disalahpahami apalagi sampai disalahgunakan.

Pengertian Ta`aruf  adalah sebuah kegiatan sambung kekerabatan antara dua anak manusia yang berbeda jennies kelamain dengan tujuan mencari jodoh, mendapatkan pasangan suami atau istri. Dengan melakukan Ta`aruf  kedua orang bakal (masih bakal) calon suami-istri dapat bertemu guna saling mengenal secara obyektif, muka bertemu muka (face to face). Hanya saja, ta`aruf sangat berbeda dengan pacaran, sobat.

Apakah tidak berbeda antara pacaran dengan ta`aruf? Jelas jauh berbeda, sobat. Tujuan dan manfaat keduanya saja sudah jelas tidak sama. Aktivitas baku syahwat alias pacaran tujuannya lebih kepada kenikmatan sesaat dan penuh maksiat, kiri kanan, belakang, depan, atas bawah sarat dosa. Sementara ta`aruf tujuannya untuk mengetahui kriteria calon pasangan.

Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan dilakukan dengan cara yang tidak laik. Ketika ta`aruf, seseorang baik pihak cowok atau cewek berhak untuk bertanya: kebiasaan baik-buruknya, sifat, hobi, latarbelakang pendidikan, dan sebagainya. Dalam momentum seperti ini, kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya. Jadi dalam ta`aruf tidak mengenal istilah, “cobain dulu,” karena kita mencari pasangan nikah bukan beli buah-buahan di pasar atau pinggir jalan.

Apa yang harus dilakukan ketika si dia berkunjung ke rumah seorang wanita untuk ta`aruf? Hendaknya seorang wanita tidak bersuara dan berbicara lebih dari tuntutan hajat dan tidak perlu melembutkan dan mengimut-imutkan suaranya. Isi pembicaraan juga tidak boleh berupa perkara-perkara yang membangkitkan syahwat dan mengundang fitnah.

Berikut proses ta`aruf yang lebih mendekati keselamatan. Pertam, tidak boleh ‘menunggu,’ misalnya jarak antara ta`aruf dengan pernikahan selama satu tahun. Kasihan jika si cewek diminta menunggu selama satu tahun karena si cowok harus bekerja terlebih dahulu atau harus menyelesaikan kuliah dulu. Hal ini jelas mezalimi perempuan karena harus menunggu dan tidak da jaminan kalau saat proses menunggu itu, tidak tergoda oleh bujuk rayu setan, bukan? Jadi jangan berlarut-larut.

Kedua, tidak usah malu-malu. Jika sudah siap untuk menikah sebaiknya segera untuk mengajukan diri.

Ketiga, ta`aruf  dapat dilakukan dengan meminta bantuan siapa saja untuk mencarikan calon pendamping. Bisa orang tua, guru, saudara, kawan atau orang-orang yang dapat kita percaya. Saran saya, selama proses bertaaruf jangan terburu-buru menjatuhkan cinta. Misalnya ketika kita mendapatkan satu biodata calon pasangan tanpa mengenal lebih dalam, tiba-tiba bilang 'ane cocok, ane uda jatuh cinta.” Lebih baik, mengenal lebih dalam mulai dari kepribadian, fisik, dan juga latar belakang keluarganya, sehingga tidak ada lagi yang bilang ta`aruf itu seperti membeli kucing dalam karung.

Proses ta`aruf dikatakan finish kalau sudah dapat 3 hal yaitu: budaya keluarga, proyeksi masa depan,visi hidup masing-masing. Setelah ketiga hal tersebut ada, segera tindaklanjuti bersama dengan pihak keluarga kedua belah pihak.

Untuk menghindari godaan yang tidk-tidak maupun yang iya-iya, perbanyaklah dzikir mengingat Allah SWT dan memperbaiki hubungan dengan Allah. Dengan dzikir Allah akan senantiasa melindungi hati kita, pikiran kita, dan tindakan kita dari hal-hal yang dilarang.

Jelas sudah kalau pacaran bukan alternatif mencari dan memilih pasangan hidup. Sekalipun sudah ta`aruf, jangan sampai mengungkapkan perasaan sayang atau cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi istri. Guru saya, Ustad Hasyim Abdun mengatakan, “Jika seseorang mengatakan ‘aku cinta kamu’ padahal antara keduanya belum ada ikatan resmi (nikah), maka pastikan itu adalah ucapan yang keluar dari hawa nafsu!” Baik ungkapan itu secara langsung atau by phone, FB, BBM, ataupun by chat or email. (Habib Ali Akbar Bin Agil)

0 komentar:

Posting Komentar