Pendopo merupakan bagian terdepan dari
susunan rumah tinggal tradisional Jawa. Sifatnya yang terbuka,
monumental dan menjadi simpul massa membuat pendopo sering dijadikan
sebagai tempat menerima tamu, ajang seremonial dan pertunjukan seni.
Identitas rumah Jawa seringkali ditandai oleh bangunan jenis pendopo.
Karena bentuknya yang monumental dan asosiatif terhadap identitas Jawa
inilah pendopo sering dihadirkan sebagai fasilitas sosial budaya di Jawa
atau bangunan pemerintahan yang berfungsi menerima khalayak umum.
Untuk mendapatkan hasil transformasi
yang memadai maka kajian sejarah dan makna dibalik falsafah pendopo akan
menjadi titik tolak dari perancangan pendopo yang bertransformasi.
Kasus penerapan transformasi adalah fasilitas Taman Krida Budaya Malang.
Taman Krida Budaya Malang memiliki pendopo besar sebagai fasilitas
utama. Hasil penerapan transformasi menghasilkan dua pendopo baru yang
mengakomodasi dua kegiatan; kegiatan urban yang cenderung bebas dan
kegiatan budaya ritual yang bersifat formal. Dua pendopo ini memiliki
bentuk yang berbeda karena kegiatan yang diwadahi. Pendopo luar
berbentuk informal sebagai hasil transformasi dengan metode distorsi dan
analogi. Sedangkan pendopo dalam berbentuk orisinal-formal sebagai
cerminan asal musal pendopo. Pertimbangan sosial pada ruang perkotaan
membuat fasilitas ini juga menyumbangkan ruangnya sebagai aktifitas
publik yang bebas diakses selama sepanjang hari. Fasilitas budaya Jawa
yang hidup sepanjang waktu dan bebas dipakai oleh semua orang adalah
tujuan dari penerapan kasus transformasi Taman Krida Budaya Malang.
Sumber : http://wisatamalang.com
0 komentar:
Posting Komentar