Bahayanya Beribadah Tanpa Ilmu,
Islam sangat memuliakan kedudukan ilmu. Dalam islam, seorang muslim
wajib mencari ilmu, bahkan sejak ia masih dalam buaian ibunya. Sampai
kapan? Sampai ia meninggal dunia. Artinya, tidak ada kata final dalam
mencari, mengajarkan dan mengamalkan ilmu. Sikap puas diri dengan ilmu
yang telah diperoleh menunjukkan kebodohan dirinya sendiri. Oleh karena
itu, Imam Bukhari pernah mengatakan yang
apabila kita terjemahkan secara bebas, maknanya, “Belajarlah,
Berilmullah, sebelum engkau berkata dan beramal.”
Dalam kitab
al-Fawaid al-Mukhtarah li Salik Thariiq al-Akhirah, diketengahkan sebuah
pembahasan soal “al-i`badah bi ghairil `ilm” (beribadah tanpa ilmu).
Berikut petikannya:
1. Telah dinukil dari imam al-Ghazali dan
yang lain, umat islam telah mencapai konsensus (kesepakatan) bahwa
seseorang tidak boleh melakukan suatu perbuatan apapun sampai ia
mengetahui keputusan dan hukum yang diberlakukan oleh Allah dalam
perbuatan yang ia kerjakan.
2. Umar bin Khatab ra. berkata,
“Seseorang yang belum pandai dalam masalah agama tidak boleh melakukan
transaksi jual-beli di areal bisnis kami (pasar/mall). Sebab orang yang
demikian dikuatirkan bisa memakan riba tanpa dia sadari, karenan
ketidaktahuaannya dalam masalah agama.
3. Seandainya seseorang
beribadah layaknya malaikat yang ada di langit, tapi tanpa dasar ilmu,
ia tergolong sebagai manusia-manusia yang merugi.
4. Ilmu tanpa amal adalah sebuah sikap tak waras dan amal tanpa ilmu tidaklah sah
5. Di negeri Maroko hiduplah seorang ahli ibadah yang dikenal oleh
masyarakat sekitarnya sebagai orang shalih. Suatu hari ia membeli seekor
keledai betina. Anehnya keledai itu tidak ia gunakan sama sekali. Hal
ini membuat seorang tetangganya diliputi rasa penasaran, “Tuan, mengapa
keledainya tidak dimanfaatkan?” Dijawab oleh si ahli ibadah ini,
“Memang, aku hanya memanfaatkannya untuk memuaskan nafsu birahiku.”
Setelah diusut, ternyata si ahli ibadah ini betul-betul tidak tahu soal
larangan keras menyetubuhi hewan. Ketika ia diberi tahu soal hukum
‘kuda-kudaan’ dengan hewan, ia menangis sejadi-jadinya.
6. Ada
sebagian orang yang tidak mengusap kepalanya saat wudhu selama 60 tahun
karena menduga bahwa hal itu ‘hanya’ sunnah. Maka dikatakan kepada
mereka, “Ulangi shalatmu sebanyak masa tersebut.”
7. Pernah
suatu saat habib Abdullah bin Husain bin Thahir masuk ke sebuah negeri.
Mendengar hal itu, Habib Abdullah bin Umar bin Yahya berkata, “Kami
telah membatalkan tiga ratus akad yang kami dapati dalam keadaan rusak,
kemudian kami benarkan. Tidak ada yang membuat mereka terjerumus dalam
kerusakan akad-akad ini, kecuali kebodohan.” (Habib Ali Akbar Bin Agil)
WHAT'S NEW?
Loading...
0 komentar:
Posting Komentar